Follow Me Twit :@first_rizky |
rizkyfirst.co.cc
Rizky
Febrianto S A
401 11 119
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
2012
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
senantiasa di panjatkan kepada pemilik semesta alam Allah SWT yang telah
memberikan karunianya kepada kita sehingga kita bisa melaksanakan aktivitas
akademik, dengan kesehatan yang telah di berikan Kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Zulnuraeni yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
membuat makalah tentang “Motivasi Belajar”. Dalam pembuatan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu kami.
Belajar merupakan
kebutuhan mutlak yang harus di penuhi setiap manusia oleh karena itu, dalam
belajar banyak hal yang harus diperhatikan meliputi aspek-aspek tertentu. Yang
menunjang terjadinya proses belajar. Belajar juga merupakan penentu kehidupan
manusia. Sehingga banyak para tokoh yang mengemukakan teori tentang belajar
seperti J. Bruner dan D. Ausubel. Kami telah berusaha mencari materi untuk
makalah yangberjudul “Motivasi Belajar” jika dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan, kami mohon saran dan kritik dari teman mahasiswa maupun dosen yang
berguna untuk sebagai pegangan kami dalam membuat makalah yang berikutnya. Semoga
makalah ini dapat berguna untuk kita semua.
Palu,
17 September 2012
Kelompok 10
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang .............................................................................................. 1
2. Rumusan
Masalah ......................................................................................... 1
3. Tujuan
Pembelajaran ..................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
Motivasi Belajar
2. Upaya – upaya Pembelajaran di
Sekolah ...................................................... 5
3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Didik .................................. 8
4. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .................................... 12
BAB 3 KESIMPULAN .......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Perilaku belajar dilakukan oleh si pebelajar. Pada diri si
pebelajar terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang
berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita disebut motivasi belajar.
Komponen utama motivasi tersebut adalah kebutuhan, dorongan, dan tujuan si
pebelajar. Motivasi belajar sangat penting dipahami oleh siswa maupun guru. Penguatan motivasi-motivasi belajar
berada di tangan para guru/pendidik dan anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik
bertugas memperkuat motivasi belajar selama minimum 9 tahun pada usia wajib
belajar. Orang tua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana tindakan guru dalam memotivasi peserta didik
khusnya di SD
2.
Bagaimana mengoptimalkan prinsip – prinsip belajar dalam
pembawaan materi ajar
3.
Apa yang dilakukan guru untuk membuat suasana dalam kelas
tidak bosan
4.
Mengetahui tehnik – tehnik belajar yang nyaman
3.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Memperkenalkan kepada mahasiswa tentang pentingnya
suasana yang tidak membosankan dalam suatu pembelajaran
2.
Memberi pedoman pada peserta didik tehnik belajar dan
pemberian motivas pada siswa
BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi Dalam Belajar
Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa
pendagogis. Ia menyusun desain pembelajaran, dan dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar. Guru bertindak membelajarkan siswa yang memiliki motivasi
intrinsik. Siswa adalah pembelajar yang berkepentingan dalam menghayati
belajar. Ada siswa yang telah berkeinginan memperoleh pengalaman, keterampilan,
dan pengetahuan sejak kecil. Siswa tersebut memiliki motivasi intrinsik. Siswa
yang lain baru memiliki keinginan memperoleh pengalaman, keterampilan dan
pengetahuan berkat teman sebayanya. Mereka ini memiliki motivasi ekstrinsik. Dalam proses belajar mengajar, guru
melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum,
atau memberi nasihat. Tindakan guru tersebut berarti menguatkan motivasi
intrinsic; tindakan guru tersebut juga berarti mendorong siswa untuk belajar,
suatu penguatan motivasi ekstrinsik. Siswa tertarik belajar karena ingin
memp-eroleh hadiah atau menghindari hukuman. Dalam hal ini siswa ‘menghayati’
motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik, dan bertambah bersemangat untuk
belajar. Sesuai dengan tugas perkembangan maka siswa dapat bangkit untuk beremansipasi
menjadi mandiri. Emansipasi mandiri tersebut berlangsung sepanjang hayat sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dalam memenuhi kebutuhan pribadi. Dengan belajar
yang bermotivasi siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar dapat
dikategorikan :
a.
hasil belajar sementara
b.
hasil belajar bagian
c.
hasil belajar tak lengkap, atau
d.
hasil belajar lengkap.
Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat
diukur, yang terwujud dalam nilai rapor, nilai ijazah, atau transkip IP. Sebagian
besar rekayasa pendagogis guru terwujud sebagai dampak pengajaran. Dampak
pengiring adalah untuk kerja siswa setelah mereka lulus ujian atu merupakan
transfer hasil belajar di sekolah. Munculnya dampak pengiring bila lulusan
sekolah meenghadapi masalah. Dampak pengiring terletak dalam kepentingan siswa
sendiri. Dari segi tugas perkembangan jiwa maka dampak pengiring merupakan
unjuk kerja tugas perkembangan untuk mencapai aktualisasi diri secara penuh.
Dampak pengiring merupakan sarana untuk sarana melakukan emansipasi kemandirian
bagi siswa. Setelah siswa lulus sekolah, sekurang-kurangnya selsesai wajib
belajar 9 tahun, maka diharapkan mengembangkan diri lebih lanjut. Lulusan
sekolah dapat membuat program belajar sepanjang hayat, lewat jalur sekolah atau
luar sekolah.
Dengan memrogram belajar sendiri secara berkesinambunngan
maka ia memperoleh hasil belajar atas tanggung jawab diri sendiri. Ditinjau
dari segi siswa, maka emansipasi kemandirian berupa rangkaina program belajar
sepanjang hayat. Program belajar di luar rekayasa pendagogis guru adalah suatu
rangkain dampak pengiring berupa program dan hasil belajar sepanjang hayat.
Dalam hal ini sang siswa telah mampu memperkuat motivasi belajarnya sendiri
karena kebutuhan aktualisasi diri. (Schein, 1991: 101-106; Koeswara, 1989;
Monks, 1989; Joyce dan Weil, 1980; Winkel, 1991: 144-187.) Bagan : Motivasi
Belajar dalam Kerangka Rekayasa Pedagogis Guru dan Emansipasi Kemandirian Siswa
Sepanjang Hayat
Motivasi belajar ada di dalam diri siswa. Dalam kerangka
pendidikan formal, motivasi belajar ada dalam jaringan rekayasa pendagogis guru
yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan belajar, pelaksanaan
belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Dilihat dari
segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada
tercapainya hasil belajar. Motivasi
belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya
terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Hal-hal
yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya :
a.
Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa. Keberhasilan
mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari
menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh
perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya
cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi
kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat
belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan
dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi
cita-cita. Oleh sebab itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan
mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri.
b.
Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c.
Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang,
dan gembira akan mudah menguatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani
dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
d. Kondisi
Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.Sebagai anggota
masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencan alam,
tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa,
akan mengganggu kesungguhan belajar. Oleh sebab itu, kondisi lingkungan yang
sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan
lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi
belajar mudah diperkuat.
e.
Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan
pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan
teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.Lingkungan siswa
yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga
mengalami perubahan. LIngkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah,
radio, televise, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajarOleh sebab itu, guru professional diharapkan
mampu memanfaatkan semua itu agar tercipta kondisi dinamis yang bagus bagi
pembelajaran.
f.
Upaya Guru dalam Membelajarkan
Siswa
Guru adalah pendidk yang berkembang. Sebagai pendidik,
partisipasi dan teladan perilaku yang baik merupakan salah satu upaya
membelajarkan siswa. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah
dan di luar sekolah.
2.
Upaya – upaya
Pembelajaran di Sekolah
Upaya pembelajaran di sekolah
meliputi hal-hal berikut :
1.
Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah,
Membina disiplin belajar dalam tiap
kesempatan Membina belajar tetib pergaulan Membina belajar tetib lingkungan
sekolah. Disamping itu, upaya pembelajaran secara individual tiap guru menghadapi
anak didiknya meliputi : Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka
kewajiban tertib belajar Pemanfaatan penguatan berupa hadiah,
kritik, hukuman secara tepat guna Mendidik cinta belajar. Upaya
pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat
pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka,
dan pusat pendidikan pemuda lainnya. Guru professional dituntut menjalin kerja
sama pendagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.
2.
Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar
a.
Tenaga Pengajar (Guru)
Motivasi mempunyai nilai dalam
pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang
diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada
usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar.
Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut: Motivasi menentukan tingkat berhasii
atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit
untuk berhasil. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh
siswa. Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum
untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi
guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa
berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.
Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.
Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.
Dalam rangka mendorong motivasi
siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan
menciptakan belajar dikemukakan oleh Keneth M. Mover adalah:
1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa.
1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa.
4) Rasa
cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
5) Tugas terlalu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi frustrasi.
6) Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok.
5) Tugas terlalu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi frustrasi.
6) Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok.
7) Kreativitas
siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.
Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain:
Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain:
1) Sikap
percaya guru pada kemampuan siswa
Banyak hal yang mempengaruhi siswa
yang dibawanya ke sekolah seperti kepribadiannya, pengalaman masa lalunya,
kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini memang dapat mempengaruhi seberapa
keras mereka berupaya di sekolah. Namun demikian, faktor-faktor tersebut tidak
banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling penting yang dapat dilakukan
guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan guru itu sendiri terhadap
peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik dapat belajar dan karenanya
memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal dapat mempengaruhi pola
pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih telaten dan promotif.
Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan keyakinan bahwa mereka dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi.
2) Menciptakan situasi belajar yang positif
2) Menciptakan situasi belajar yang positif
Menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk dapat memotivasi siswa.
3) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa
Membangun perhatian dan motivasi
intrinsic peserta didik merupakan hal yang penting.
Beberapa hal yang dapat membangun
minat dan keingin tahuan para siswa yaitu:
-Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa
-Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa
-Gunakan
nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif
-
Sajikan materi pelajaran dalam bentuk cerita secara bersemangat. Misalnya : ''Ketika kalian memesan milkshake (sebut
merek terkenal tertentu) kesukaan kalian, maka dia tidak akan mencair meskipun
kalian panaskan di dalam oven. Hal itu disebabkan oleh bahan pengemulsi yang
terbuat dari ganggang yang sedang kita pelajari ini.''
-
Selain itu penggunaan permainan, simulasi, perjalanan edukatif, pembicara tamu
dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di
sekolah.
4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas
4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas
Tugas-tugas yang terlalu mudah hanya
menuntut sedikit upaya dan tidak menghasilkan keinginan untuk sukses sehingga
otomatis tidak bias memotivasi. Demikian pula tugas yang terlalu sulit
dikerjakan seberapa besar pun upaya mereka juga tidak memotivasi bahkan mungkin
menimbulkan frustasi. Oleh karena itu tingkat kesulitan tugas-tugas yang
diberikan harus proporsional.
5)
Memanfaatkan balikan (feedback)
Feedback mengenai performa yang baik
dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya, feedback terkait performa
yang kurang baik dapat menjadi masukan yang berguna bagi peserta didik untuk
dapat memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak lanjuti. Oleh karena itu,
soal-soal evaluasi yang telah diberikan sebaiknya dibahas kembali sehingga
peserta didik mengetahui kegagalan mereka dalam menyelesaikan beberapa soal
tersebut.
6)
Memperhatikan kebutuhan siswa
Secara umum kebutuhan siswa akan determinasi
diri yaitu kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika
mereka merasa diberi hak untuk memberi pernyataan mengenai lingkungan kelas
mereka dan tugas-tugas belajar mereka.
7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok
7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok
Membangun sebuah lingkungan kelas
yang positif dapat memotivasi siswa untuk meraih prestasi. Hal ini menuntut
perhatian terhadap kebutuhan sosial dan emosional siswa di samping kebutuhan
akademik mereka. Bekerja dalam kelompok dengan target yang terukur dan
kompetitif dapat menjadi pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas
belajar mereka. Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga
motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat
memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak
laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa
bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan
kepercayaan diri mereka.
Guru di sekolah menghadapi banyak
siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Peran guru disini cukup banyak
untuk meningkatkan belajar.
3.
Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
Upaya-upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut.
1)
Optimalisasi Penerapan Prinsip
Belajar
Upaya pembelajaran terkait dengan
beberapa prinsip belajar antar lain : Belajar menjadi bermakna bila siswa
memahami tujuan belajar. Oleh karena itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar
secara hierarkis. Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan
yang menantangnya. Oleh karena itu, peletakan urutan masalah yang menantang harus
disusun guru dengan baik. Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan
segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu. Oleh karena itu,
disamping mengajarkan bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat
pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek.
Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahanbelajar siswa semakin bertambah. Oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai menantang. Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Oleh karena itu, guru perlu memberitahukan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar.
Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahanbelajar siswa semakin bertambah. Oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai menantang. Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Oleh karena itu, guru perlu memberitahukan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar.
2)
Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar
dan Pembelajaran
Guru dapat mengupayakan optimalisasi
unsur-unsur dinamis yang ada di dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa
dengan cara sebagai berikut.
a) Pemberian kesempatan pada siswa
untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya
b) Memelihara minat, kemauan, dan
semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar, guru “tetap secara
terus-menerus” mendorong
c) Meminta kesempatan pada orang tua
siswa atau wali, agar member kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri
dalam belajar
d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan
yang mendorong belajar, misalnya surat kabar, dan tayangan televise yang
mengganggu pemusatan perhatian belajar agar dicegah
e) Menggunakan waktu secara tertib,
penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar
f) Guru merangsang siswa dengan
penguatan member rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segal hambatan dan
“pasti berhasil”.
3)
Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman
dan Kemampuan Siswa
Guru adalah penggerak perjalanan
belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat
kesukaran-kesukaran siswa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan
kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan
pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
a)
Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya
b) Guru
mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa
c) Guru
memecahkan hal-hal yang snukar, dengan mencari “cara memecahkan”.
d) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian mengatasi kesukaran.
d) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian mengatasi kesukaran.
e) Guru
mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
f) Guru
memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk
membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.
g) Guru
memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya
sendiri.
h) Guru
menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.
4)
Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi
Belajar
Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa
dan mendidikkan cita-cita bangsa. Upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita
belajar dapt dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
a) Guru
menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
b) Guru
mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar
c) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar
d) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar
c) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar
d) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar
e)
Guru memberanikan siswa keinginan-keinginannya dan mencatat keinginan yang
tercapai dan tidak tercapai
f)
Guru bekerja sama dengan pendidikan lain seperti orang tua, ulama, dan yang
lainnya untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.
Dalam rangka pengembangan cita-cita belajar tersebut, guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Program-program yang dapat dilakukan antara lain :
g) Program lomba baca yang di selenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan
h) Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, unjuk kreatifitas seni, dan sebagainya
i) Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna.
Dalam rangka pengembangan cita-cita belajar tersebut, guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Program-program yang dapat dilakukan antara lain :
g) Program lomba baca yang di selenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan
h) Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, unjuk kreatifitas seni, dan sebagainya
i) Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna.
b. Peserta Didik (Calon
Guru)
Melihat pentingnya guru dalam pengajaran dan menumbuhkan
motivasi, sehingga motivasi belajar pun perlu ditingkatkan untuk peserta didik,
terutama para calon guru sebagai berikut.
1) Segi Belajar Visualisasikan
1) Segi Belajar Visualisasikan
Carilah gambar atau image yang berhubungan dengan tujuan
atau cita-cita kita, misalnya berupa barang, atau tempat wisata yang ingin
dikunjungi. Letakkan ditempat yang sering terlihat, agar setiap kali melihatnya
membuat kita termotivasi untuk berusaha lebih giat.
Belajar apapun Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya. Kembangkan Terus Tujuan Belajar
Angan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan belajar yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya.
Kerjakan segera Pada saat kita merasa ingin melakukan sesuatu yang akan mempercepat proses pencapaian tujuan, lakukanlah segera. Jangan menundanya, seringkali kita menunda hal-hal yang seharusnya dilakukan. Entah itu dengan alasan karena merasa tidak mampu melakukannya atau karena alasan lain yang tidak seharusnya. Mulailah dengan Rasa Senang Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan belajar anda. Coba nikmati proses belajar dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.
Belajar apapun Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya. Kembangkan Terus Tujuan Belajar
Angan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan belajar yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya.
Kerjakan segera Pada saat kita merasa ingin melakukan sesuatu yang akan mempercepat proses pencapaian tujuan, lakukanlah segera. Jangan menundanya, seringkali kita menunda hal-hal yang seharusnya dilakukan. Entah itu dengan alasan karena merasa tidak mampu melakukannya atau karena alasan lain yang tidak seharusnya. Mulailah dengan Rasa Senang Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan belajar anda. Coba nikmati proses belajar dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.
Buatlah Aturan Harus diakui terkadang kita juga
merasa malas dan bosan, hingga melewatkan satu hari berlalu tanpa ada kemajuan.
Tapi jangan biarkan ini terus terjadi, satu hari kita malas maka besoknyapun
kita masih malas untuk melakukannya. Buatlah aturan untuk tidak melewatkannya
lebih dari 1 hari, cukup satu hari yang tersia-sia. Berlatih Dengan Keras Tidak bisa tidak, anda harus
berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada
yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat
berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan. Cari Inspirasi Setiap Hari Inspirasi merupakan motivator
terbaik, dan inspirasi bisa ditemukan dimana saja. Carilah inspirasi setiap
hari, inspirasi bisa berasal dari : blogs, cerita suksess, forums, buku,
majalah, koran, televisi, dan radio. Beri Dirimu Penghargaan Bukan hanya untuk tercapainya tujuan
jangka panjng, seperti pada point 9 yaitu memecahnya menjadi beberapa jangka
pendek. Untuk setiap tercapainya tujuan jangka pendek berilah dirimu
penghargaan yang sesuai, tapi juga jangan berlebihan. Catatan Harian
Catatan harian bisa menjadi motivator yang sangat berharga. Catat bukan hanya keberhasilan atau apa yang telah dilakukan, tapi catat juga pemikiran, perasaan, dan kesalahan apa yang telah dilakukan. Ini akan meningkatkan motivasi. Membuat Grafik Perkembangan Dengan mencatat setiap perkembangan bukan hanya membuat kita akan mendapatkan informasi dari proses yang telah berjalan namun juga membantu kita untuk terus termotivasi mencapai tujuan.
Bersabar Kata ini terlalu sering didengar, mudah mengatakannya namun sulit untuk melakukannya. Terlebih jika mempunyai tujuan dalam jangka panjang, namun bersabar adalah keharusan. Setiap sesuatu membutuhkan waktu, bila memang sudah waktunya nanti kita bisa merasakan nikmatnya kesuksessan. Berpikir Positif, Buang Yang Negatif Awasi pikiran, waspadalah terhadapnya. Sadar atau tidak kita selalu berbicara pada diri sendiri, namun kita tidak selalu siap menghadapi pikiran buruk kita sendiri. Buanglah jauh dan gantilah pikiran buruk dengan pikiran yang baik, pikiran baik bisa menjadi kekuatan yang dahsyat.
2) Segi Guru dan Teman
Catatan harian bisa menjadi motivator yang sangat berharga. Catat bukan hanya keberhasilan atau apa yang telah dilakukan, tapi catat juga pemikiran, perasaan, dan kesalahan apa yang telah dilakukan. Ini akan meningkatkan motivasi. Membuat Grafik Perkembangan Dengan mencatat setiap perkembangan bukan hanya membuat kita akan mendapatkan informasi dari proses yang telah berjalan namun juga membantu kita untuk terus termotivasi mencapai tujuan.
Bersabar Kata ini terlalu sering didengar, mudah mengatakannya namun sulit untuk melakukannya. Terlebih jika mempunyai tujuan dalam jangka panjang, namun bersabar adalah keharusan. Setiap sesuatu membutuhkan waktu, bila memang sudah waktunya nanti kita bisa merasakan nikmatnya kesuksessan. Berpikir Positif, Buang Yang Negatif Awasi pikiran, waspadalah terhadapnya. Sadar atau tidak kita selalu berbicara pada diri sendiri, namun kita tidak selalu siap menghadapi pikiran buruk kita sendiri. Buanglah jauh dan gantilah pikiran buruk dengan pikiran yang baik, pikiran baik bisa menjadi kekuatan yang dahsyat.
2) Segi Guru dan Teman
Cari Guru atau Pembimbing
Ini
akan memberi kita motivasi, setidaknya untuk show atau menunjukan keberhasilan
yang telah dicapai. Dan memberi motivasi untuk melakukan sesuatu yang telah
diajarkan. Mungkin ini cara yang mahal untuk mencari motivasi, tapi cari ini
terbukti bisa berhasil. Bergaullah dengan Orang-Orang yang
Senang Belajar Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan
berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai
kebiasaan baik dalam belajar. Ikut Komunitas Online atau Offline Kita bisa memanfaatkan internet
untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu
milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri.
Kita dapat bertemu dan bertukar informasi membantu kita untuk termotivasi,
mendengar cerita sukses atau belajar dari kegagalan dari orang lain. Bergaulah dengan Orang-Orang yang
Optimis dan Selalu Berpikiran Positif Di dunia ini, ada orang yang selalu
terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah,
dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada
dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya. Teman Berkompetisi Carilah yang bersahabat dan mau
berkompetisi dengan sportif. Partner atau teman bisa juga menjadi pesaing dalam
arti yang positif, pastikan untuk bersaing secara positif.
4.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam aktifitas belajar, seorang
individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang
diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar antara lain:
1. Faktor individual Seperti; kematangan atau
pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor social Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial ( Purwanto,
2002 : 102)
Dalam
pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a) Faktor-faktor
intern
1.
Faktor jasmaniah
- Faktor kesehatan
- Faktor cacat tubuh
2. Faktor fhsikologis
- Intelegensi
- Minat dan motivasi
- Perhatian dan bakat
- Kematangan dan kesiapan
- Kelelahan jasmani
- Kelelahan rohani
b)
Faktor ekstern
1.
Faktor keluarga
- Cara orang tua mendidik
- Relasi antara anggota keluarga
- Suasana rumah
- Keadaan gedung dan metode belajar
2. Faktor sekolah
- Alat pengajaran dan waktu sekolah
- Keadaan gedung dan metode belajar
- Standar pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah
3.
Faktor masyaraka
- Kegiatan siswa dalam masyarakat
- Mass media dan teman bergaul
- Bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1997 :71)
BAB III
KESIMPULAN
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan
psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa
diantaranya cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa,
kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
dan upaya guru dalam membelajarkan siswa. Upaya meningkatkan motivasi belajar
meliputi bagi tenaga pengajar dan peserta didik yang akan menjadi guru
nantinya. Bagi tenaga pengajar atau guru upaya-upaya yang dapat dilakukan
diantaranya, mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, unsur dinamis
belajar dan pembelajaran, pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa, dan
pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar. Sedangkan bagi peserta didik,
upaya-upaya yang dapat dilakukan terdiri dari segi belajar, seperti mevisualkan
materi pelajaran, belajar apapun, dan selalu mengembangkan tujuan belajar. Dari
segi guru dan teman, seperti mencari guru ajar dan bergaul dengan orang-orang
yang memiliki semangat positif.
DAFTAR PUSTAKA
Mudjiono & Dimyati. 2006.
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
http://pakdesofa.blog.plasa.com/archives/50 posted : 19.18
http://pakdesofa.blog.plasa.com/archives/50 posted : 19.18
A.M. Sardiman, 2005, Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi
Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution
S., 2004, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar